Headlines News :
Home » , » Sekolah dambaanku

Sekolah dambaanku

Written By Unknown on Jumat, 31 Mei 2013 | 10.43


"Sekolah dambaanku" mungkin kata ini sering terdengar, tapi pada kenyataannya, belum ada gebrakan yang hebat untuk mewujudkannya. Saya adalah seorang pelajar dari sebuah Madrasah Aliyah (setara SMA) di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Dari MIN (setara SD), MTs (Setara SMP), hingga sekarang, dari berbaju putih merah di hari senin dan putih hijau di hari lainnya pada waktu SD, kemudian berbaju putih dengan celana biru waktu SMP, dan sekarang dengan berbaju putih hitam di waktu SMA, tetapi dari MIN hingga sekarang ciri khas siswa Madarasah, yaitu Kopiah/peci selalu di kepala. Kemudian nantinya akan melanjutkan ke pendidikan ke lebih tinggi, yaitu Universitas / Peguruan Tinggi, semoga saja orangtuaku masih ada biaya dan juga semoga saja saya mendapatkan universitas yang aku dambakan, amin.

Nah, selama hampir 12 tahun ini, saya sering mengalami rasa keluh dan kesah, kemudian rasa kesal dan menyesal mengapa saya bersekolah di negeri ini. Saya selalu berpikir mengapa indonesia  menerapkan sistem pendidikan yang terkesan mengurung hak asasi siswanya dengan sistem yang terkesan kaku dan membosankan, dan juga karena saya bersekolah di Madrasah (Sekolah dengan basis Agama), sistem pendidikan juga terkesan membedakan antara sekolah umum biasa dengan sekolah umum berbasis agama. Sehingga itu sangat mempengaruhi psikologi siswa di Madrasah karena merasa mereka berbeda dari lainnya.


Karena itu tak heran jika mereka (siswa Madrasah) sangat menginginkan mata pelajaran sekolah umum biasa disetarakan dengan sekolah umum berbasis agama. Dan itu juga membuatku berpikir apa sih salahnya jika mata pelajaran di sekolah umum biasa (SD, SMP, SMA) ditambah dengan mata pelajaran Agama secara lengkap, seperti akidah akhlak, al-qur’an hadis, fiqih, dll krna kebanyakan siswa di sekolah umum biasa beragama islam, walapun memang ada pelajaran agama disetiap minggunya, tapi itu tidaklah cukup karena Cuma 1 minggu sekali dan hanya pelajaran tertentu saja yang dipelajari, kemudian untuk yang bukan beragama islam bisa juga digantikan dengan pelajaran agama mereka masing-masing dengan mengikuti jam waktu pelajaran agama tersebut. Karena untuk membentuk suatu bangsa yang terbaik, pelajaran umum saja tidaklah cukup karena pelajaran agama juga sangat diperlukan sesuai dengan pepatah lama yaitu “ Pelajaran agama tidak didampingi dengan pelajaran umum, bagaikan orang yang pincang, tetapi jika pelajaran umum tidak didampingi dengan pelajaran agama, itu bagaikan orang yang buta dan tuli”.


Kemudian, masalah fasilitas, di negeri ini sepertinya memang sangat membedakan antara orang yang mampu dengan yang tidak, karena dari fasilitas saja sudah terlihat perbedaannya, misalkan, untuk kelas unggulan saja, diperlukan biaya tambahan dari orang tua/wali dengan embel-embel uang sumbangan, padahal tujuan sekolah itu adalah untuk belajar, kemudian siswa yang orangtuanya berkecukupan itu juga belum tentu pintar, tetapi bisa masuk ke kelas unggulan, sementara siswa yang orangtuanya miskin tetapi berprestasi malah dimasukkan ke kelas reguler, bukannya ke kelas unggulan. Itu yg sering kupikirkan, mengapa itu terjadi? Karena faktanya (tetapi kuyakin tidak seluruh sekolah unggulan mengalaminya), kebanyakan sekolah unggulan,apalagi kalau sudah statusnya sekolah Favorit pasti mengiginkan uang untuk menunjang fasilitas, tetapi karena uang yang diberikan pemerintah itu kebanyakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, maka dari itu, sekolah unggulan menerapkan biaya tambahan dengan cara uang sumbangan. Oleh karena itu aku harap pemerintah dapat mengerti dan juga dapat menyetarakan fasilitas di seluruh sekolah di negeri ini, tidak hanya di sekolah umum biasa, tetapi juga sekolah umum berbasis agama agar tidak ada lagi masalah dengan fasilitas dan juga para siswa dapat mengembangkan minat dan bakat mereka. Dan juga lingkungan, lingkungan yang bersih dan sehat selalu menjadi suatu yang sepernya hanya impian saja, karena pada kenyataannya, kebanyakan sekolah memiliki lingkungan yang bersih tetapi belum tentu sehat. Oleh karena itu saya harap sekolah dan pemerintah dapat bekerja sama untuk menciptakan suasana lingkungan sekolah yang bersih, kondusif dan sehat.


Masalah guru, itu selalu menjadi masalah yang umum di tiap sekolah, karena pada kenyataannya, kualitas guru konstan dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan pemerintah, itu juga diperjelas dengan kenyataan bahwa guru kebanyakan bolos dalam mengajar, kemudian pelajaran yang diajarkan kebanyakan belum dikuasai dengan baik dan terkesan monoton dan lebih kepada teori dan tugas daripada memberikan tips dan solusi untuk suatu masalah dalam soal.


Masalah tugas dan PR, masalh ini selalu saja melanda para siswa, khususnya saja sendiri dan para siswa lainnya, aku sering mendengar dan berpikir, mengapa harus ada PR (Pekerjaan Rumah)? Karena hasil dari beberapa survei juga menunjukkan bahwa PR juga tidak berpengaruh besar dalam pelajaran karena PR dapat membuat siswa tersebut malas dan cenderung unutk mencontek hasil temannya di sekolah, kemudian PR biasanya merupakan soal yang lebih sulit daripada tugas yang diberikan, oleh karena itu kebanyakan siswa bingung dan akhirnya menjadi malas untuk mengerjakannya.


Harapanku untuk pendidikan di Indonesia yaitu, saya harap pendidikan Indonesia dapat lebih baik dan tidak ada perbedaan lagi antara sekolah umum biasa dengan sekolah umum berbasis agama agar tidak hanya saya, tetapi juga teman-teman saya tidak perlu lagi malu dan juga dapat bersaing tidak hanya dalam pelajaran agama saja, tetapi dalam pelajaran umum juga agar yang lain juga tahu bahwa Madrasah juga patut diperhitungkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. (deangf)

Sebelumnya, saya berterima kasih kepada Allah SWT karena saya masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menulis artikel ini, juga saya berterima kasih kepada My Parents, kemudian keluarga ActXion (kelas XI Akselerasi), khususnya M.Rifqi, Markaz Sanubari, dll karena telah memberikan ide yang greget, kemudian saya berterima kasih kepada laptopku dan modemku karena tanpa mereka, tulisan ini juga tidak akan ada, serta yang utama, saya sangat berterima kasih kepada seluruh pihak dari MAN 3 Palembang karena telah memberikanku wadah untuk belajar dan mengembangkan minat dan bakat. Oh ya saya berterima kasih juga kepada alumni kelas Akselerasi karena sudah memberikan info tentang lomba ini, yang terakhir, saya berterima kasih kepada Youth ESN dan juga USBI Indonesia semoga tambah sukses dan dapat mengadakan lomba seperti ini di tahun depan, amin :)

Share this article :

1 komentar:

  1. Visit here http://auliasuciwardina.blogspot.com/2013/05/sekolah-dambaan-itu-seperti-apa.html

    BalasHapus

Fanpage

Chat Box

Banner

MP_Fansub Mirai-Team DMCA.com

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Download Anime Manga Subtitle Indonesia
 
Support : Creating Website | Ghost | Hikigaya Hachiman
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dean Corporation - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website | Aoi-Sora Fansub Edited by Dean Corporation