"Sekolah dambaanku" mungkin kata ini sering terdengar, tapi pada kenyataannya, belum ada gebrakan yang hebat untuk mewujudkannya. Saya adalah seorang pelajar dari sebuah Madrasah Aliyah (setara SMA) di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Dari MIN (setara SD), MTs (Setara SMP), hingga sekarang, dari berbaju putih merah di hari senin dan putih hijau di hari lainnya pada waktu SD, kemudian berbaju putih dengan celana biru waktu SMP, dan sekarang dengan berbaju putih hitam di waktu SMA, tetapi dari MIN hingga sekarang ciri khas siswa Madarasah, yaitu Kopiah/peci selalu di kepala. Kemudian nantinya akan melanjutkan ke pendidikan ke lebih tinggi, yaitu Universitas / Peguruan Tinggi, semoga saja orangtuaku masih ada biaya dan juga semoga saja saya mendapatkan universitas yang aku dambakan, amin.
Nah, selama hampir 12 tahun ini, saya sering mengalami rasa
keluh dan kesah, kemudian rasa kesal dan menyesal mengapa saya bersekolah di
negeri ini. Saya selalu berpikir mengapa indonesia menerapkan sistem pendidikan yang terkesan
mengurung hak asasi siswanya dengan sistem yang terkesan kaku dan membosankan, dan
juga karena saya bersekolah di Madrasah (Sekolah dengan basis Agama), sistem
pendidikan juga terkesan membedakan antara sekolah umum biasa dengan sekolah
umum berbasis agama. Sehingga itu sangat mempengaruhi psikologi siswa di
Madrasah karena merasa mereka berbeda dari lainnya.
Karena itu tak heran jika mereka (siswa Madrasah) sangat
menginginkan mata pelajaran sekolah umum biasa disetarakan dengan sekolah umum
berbasis agama. Dan itu juga membuatku berpikir apa sih salahnya jika mata
pelajaran di sekolah umum biasa (SD, SMP, SMA) ditambah dengan mata pelajaran
Agama secara lengkap, seperti akidah akhlak, al-qur’an hadis, fiqih, dll krna
kebanyakan siswa di sekolah umum biasa beragama islam, walapun memang ada
pelajaran agama disetiap minggunya, tapi itu tidaklah cukup karena Cuma 1
minggu sekali dan hanya pelajaran tertentu saja yang dipelajari, kemudian untuk
yang bukan beragama islam bisa juga digantikan dengan pelajaran agama mereka
masing-masing dengan mengikuti jam waktu pelajaran agama tersebut. Karena untuk
membentuk suatu bangsa yang terbaik, pelajaran umum saja tidaklah cukup karena
pelajaran agama juga sangat diperlukan sesuai dengan pepatah lama yaitu “
Pelajaran agama tidak didampingi dengan pelajaran umum, bagaikan orang yang
pincang, tetapi jika pelajaran umum tidak didampingi dengan pelajaran agama,
itu bagaikan orang yang buta dan tuli”.
Kemudian, masalah fasilitas, di negeri ini sepertinya memang
sangat membedakan antara orang yang mampu dengan yang tidak, karena dari
fasilitas saja sudah terlihat perbedaannya, misalkan, untuk kelas unggulan
saja, diperlukan biaya tambahan dari orang tua/wali dengan embel-embel uang
sumbangan, padahal tujuan sekolah itu adalah untuk belajar, kemudian siswa yang
orangtuanya berkecukupan itu juga belum tentu pintar, tetapi bisa masuk ke
kelas unggulan, sementara siswa yang orangtuanya miskin tetapi berprestasi
malah dimasukkan ke kelas reguler, bukannya ke kelas unggulan. Itu yg sering
kupikirkan, mengapa itu terjadi? Karena faktanya (tetapi kuyakin tidak seluruh
sekolah unggulan mengalaminya), kebanyakan sekolah unggulan,apalagi kalau sudah
statusnya sekolah Favorit pasti mengiginkan uang untuk menunjang fasilitas,
tetapi karena uang yang diberikan pemerintah itu kebanyakan tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan, maka dari itu, sekolah unggulan menerapkan biaya tambahan
dengan cara uang sumbangan. Oleh karena itu aku harap pemerintah dapat mengerti
dan juga dapat menyetarakan fasilitas di seluruh sekolah di negeri ini, tidak
hanya di sekolah umum biasa, tetapi juga sekolah umum berbasis agama agar tidak
ada lagi masalah dengan fasilitas dan juga para siswa dapat mengembangkan minat
dan bakat mereka. Dan juga lingkungan, lingkungan yang bersih dan sehat selalu
menjadi suatu yang sepernya hanya impian saja, karena pada kenyataannya,
kebanyakan sekolah memiliki lingkungan yang bersih tetapi belum tentu sehat.
Oleh karena itu saya harap sekolah dan pemerintah dapat bekerja sama untuk
menciptakan suasana lingkungan sekolah yang bersih, kondusif dan sehat.
Masalah guru, itu selalu menjadi masalah yang umum di tiap
sekolah, karena pada kenyataannya, kualitas guru konstan dengan biaya
operasional yang harus dikeluarkan pemerintah, itu juga diperjelas dengan
kenyataan bahwa guru kebanyakan bolos dalam mengajar, kemudian pelajaran yang
diajarkan kebanyakan belum dikuasai dengan baik dan terkesan monoton dan lebih
kepada teori dan tugas daripada memberikan tips dan solusi untuk suatu masalah
dalam soal.
Masalah tugas dan PR, masalh ini selalu saja melanda para
siswa, khususnya saja sendiri dan para siswa lainnya, aku sering mendengar dan
berpikir, mengapa harus ada PR (Pekerjaan Rumah)? Karena hasil dari beberapa
survei juga menunjukkan bahwa PR juga tidak berpengaruh besar dalam pelajaran
karena PR dapat membuat siswa tersebut malas dan cenderung unutk mencontek
hasil temannya di sekolah, kemudian PR biasanya merupakan soal yang lebih sulit
daripada tugas yang diberikan, oleh karena itu kebanyakan siswa bingung dan
akhirnya menjadi malas untuk mengerjakannya.
Harapanku untuk pendidikan di Indonesia yaitu, saya harap
pendidikan Indonesia dapat lebih baik dan tidak ada perbedaan lagi antara
sekolah umum biasa dengan sekolah umum berbasis agama agar tidak hanya saya,
tetapi juga teman-teman saya tidak perlu lagi malu dan juga dapat bersaing
tidak hanya dalam pelajaran agama saja, tetapi dalam pelajaran umum juga agar
yang lain juga tahu bahwa Madrasah juga patut diperhitungkan dalam dunia
pendidikan di Indonesia. (deangf)
Sebelumnya, saya berterima kasih kepada Allah SWT karena saya masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menulis artikel ini, juga saya berterima kasih kepada My Parents, kemudian keluarga ActXion (kelas XI Akselerasi), khususnya M.Rifqi, Markaz Sanubari, dll karena telah memberikan ide yang greget, kemudian saya berterima kasih kepada laptopku dan modemku karena tanpa mereka, tulisan ini juga tidak akan ada, serta yang utama, saya sangat berterima kasih kepada seluruh pihak dari MAN 3 Palembang karena telah memberikanku wadah untuk belajar dan mengembangkan minat dan bakat. Oh ya saya berterima kasih juga kepada alumni kelas Akselerasi karena sudah memberikan info tentang lomba ini, yang terakhir, saya berterima kasih kepada Youth ESN dan juga USBI Indonesia semoga tambah sukses dan dapat mengadakan lomba seperti ini di tahun depan, amin :)
Visit here http://auliasuciwardina.blogspot.com/2013/05/sekolah-dambaan-itu-seperti-apa.html
BalasHapus